Tren Baru Properti : Konsumen Beralih dari KPR ke Tunai Bertahap, Apa Alasannya?
Bayangkan Anda sedang membayangkan rumah impian : langit-langit tinggi, taman kecil di depan, dan suasana nyaman. Biasanya Anda pasti berpikir untuk mengajukan KPR, bukan? Namun, tren terbaru menunjukkan bahwa semakin banyak konsumen sekarang memilih skema pembayaran tunai bertahap— melangkah menjauh dari tradisionalnya KPR. Lalu, apa yang sebenarnya berubah ?
Mari kita telusuri alasan di balik bergesernya keputusan konsumen, menggunakan data terbaru agar Anda memahami dinamika terbaru di pasar properti Indonesia.
1. Fakta Lapangan : KPR Menurun, Tunai Bertahap Meningkat
Menurut data Bank Indonesia pada kuartal II-2025, pangsa pembelian rumah primer masih didominasi oleh KPR sebesar 73,06%, tapi pembayaran tunai bertahap mulai mencuri perhatian dengan porsi 17,75%, dan tunai langsung sebesar 9,19%. ~ merdeka
Ini mengindikasikan bahwa meskipun KPR masih menjadi pilihan utama, tren pertumbuhannya melambat—dan konsumen kini mencari alternatif yang lebih fleksibel. ~ medcom
2. Kendurnya Pertumbuhan KPR & Hambatan di Baliknya
Walau masih menjadi skema utama, pertumbuhan KPR memang mulai melambat :
- Nilai KPR naik hanya 7,81% (YoY) di Q2 2025, turun dari 9,13% di Q1. ~ Merdeka.com
- Pertumbuhan triwulan ke triwulan (QoQ) hanya 1,32%, jauh lebih rendah dari sebelumnya (2,54%). ~ liputan6
- Suku bunga tinggi
- Uang muka yang besar
- Harga bahan bangunan mahal
- Birokrasi dan regulasi yang menyulitkan
Hasilnya, KPR mulai dipandang terlalu rumit oleh sebagian konsumen—bahkan generasi muda dan pasangan baru menunda keputusan membeli rumah karena hambatan ini.
3. Alasan Dibalik Peralihan ke Tunai Bertahap
- Proses Lebih Cepat & Bebas Ribet. Tanpa harus melalui bank, proses administrasi dan verifikasi tunai bertahap jauh lebih cepat.
- Lebih Terjangkau di Awal. Tak perlu menyediakan uang muka besar—yang seringkali jadi kendala utama—karena pembayaran bisa dicicil sesuai kemampuan.
- Kepastian Pembayaran. Bayar langsung ke developer, tanpa risiko penolakan KPR. Banyak pengembang bahkan memberikan diskon atau insentif.
4. Seberapa Populer Tunai Bertahap?
Sebagai gambaran pasar per kuartal II-2025 :
- KPR: ~73%
- Tunai Bertahap: ~17,75%
- Tunai Penuh: ~9,19% ~ antara
Angka ini semakin valid ketika Reuters mencatat bahwa di Q1 2025, skema tunai bertahap mencapai 19,53%—sedikit lebih tinggi dari survei BI. ~ viva
5. Dampak di Lapangan Zoning Properti
Perpindahan ini membawa beberapa konsekuensi nyata :
Faktor Dampak Tunai Bertahap
Proses Administratif Lebih cepat dan praktis
Keterjangkauan Dibuka untuk segmen menengah
Likuiditas Developer Lebih cepat “dapat uang”
Preferensi Konsumen Meski risiko lebih tinggi, tetap menarik
Menurut sebuah sumber di Media Sarana, tunai bertahap juga mempersingkat proses akuisisi lahan yang kerap menghambat pembangunan proyek besar.
6. Alternatif Tunai Bertahap + Biaya Ringan
Beberapa developer—khususnya di perumahan subsidi atau townhouse—menawarkan opsi makan ringan seperti :
- Cicilan 6–12 bulan tanpa bunga atau praktis.
- Opsi konversi ke KPR setelah jangka waktu tertentu (~6 bulan), seperti yang disediakan oleh BTN dalam beberapa program. ~hausingestate
Ini jadi pilihan menarik bagi konsumen yang masih ingin fleksibel antara tunai dan KPR.
7. Menarik Minat Milenial & Pasangan Muda
Generasi milenial ingin punya rumah tanpa terbebani proses ribet. Mereka nilai yang penting adalah :
- Cara cepat miliki rumah
- Cicilan yang sesuai penghasilan
- Tidak harus menunggu dana besar
Tunai bertahap cocok untuk segmen ini—jauh lebih realistis dibanding KPR dengan suku bunga dan uang muka tinggi.
8. Risiko & Hal yang Harus Diperhatikan Konsumen
Meski menarik, tunai bertahap punya risiko :
- Tidak ada perlindungan bank jika developer bangkrut.
- Kurangnya jaminan legal seperti sertifikat langsung atas nama pembeli.
- Resiko keamanan hukum jika pembayaran tidak dikelola lewat lembaga resmi.
- Pilih developer berizin lengkap.
- Pastikan akad jelas dan legalitas diurus ke notaris.
- Simulasikan semua biaya (termasuk bunga jika ada).
9. Kesimpulan
Tren properti terbaru menunjukkan bahwa :
- KPR masih dominan, tapi pertumbuhannya melambat.
- Tunai bertahap menarik perhatian konsumen modern: cepat, terjangkau, dan alternatif realistis.
- Meski punya potensi, konsumen harus tetap memastikan legalitas dan keamanan pembayaran.